top of page

Seruan Perjuangan Seruan Kemenangan



Oleh: Faris Irfanuddin


Perjuangan pembebasan Baitul Maqdis sudah semestinya ditempuh dengan begitu banyak pengorbanan, mereka yang berada di garis depan perjuangan mengorbankan puncak pengorbanan yang bisa mereka berikan, pengorbanan nyawa, dan bahkan bukan hanya nyawa mereka sendiri, tetapi nyawa seluruh keluarga besarnya. Seperti yang hari-hari ini sedang dikorbankan oleh saudara-saudara kita di Gaza. Dan kita tak boleh berhenti berprasangka baik kepada Allah, bahwa ujung dari semua pengorbanan itu adalah kehancuran penjajah Zionis dan kemenangan kaum Muslimin dengan merdekanya Baitul Maqdis.


Sejarah pembebasan Baitul Maqdis di masa lampau mengajarkan bahwa pengorbanan adalah keniscayaan dalam perjuangan, namun yang menentukan kemenangan perjuangan adalah bagaimana kita merespon pengorbanan yang sudah diberikan itu.


Kita mengenal kisah pembebasan pertama Baitul Maqdis dengan dibukanya perang perdana kaum Muslimin melawan pasukan Romawi di perang Mu’tah tahun 8 H, namun sejatinya perang melawan penjajah Baitul Maqdis itu dibuka dengan pengorbanan nyawa sahabat Rasulullah Shallallahu ‘Alayhi wa Sallam bernama Al-Harits bin Umair Al-Azdi, utusan Rasulullah kepada Raja Romawi yang dibunuh oleh sekutu Romawi di wilayah Balqa’. Satu nyawa mulia itu direspon oleh Rasulullah Shallallahu ‘Alayhi wa Sallam dengan memberangkatkan pasukan terbaik Beliau. Pengorbanan nyawa Al-Harits membuka perang Mu’tah, dan mengantarkan pada gerakan pasukan futuh syam, yang ujungnya adalah pembebasan Baitul Maqdis.

 

Kisah pengorbanan berulang pada proses pembebasan Baitul Maqdis kedua dari penjajahan pasukan Salib. Kisah ini barangkali yang paling relate dengan apa yang terjadi hari ini. Tidak hanya dari pengorbanannya, tetapi juga dari respon kaum Muslimin di masa itu, ada banyak kemiripan. Ketika pasukan Salib pertama kali memasuki Baitul Maqdis di tahun 1099 M, sejarawan mencatat sedikitnya ada 70.000 kaum Muslimin yang dibantai di hari itu. Banyaknya nyawa yang dikorbankan, tak sebanding dengan respon yang dilakukan para pemimpin Muslim ketika itu. Sebagian besar dari mereka sibuk dengan dunia dan singgasananya. Namun secercah harapan muncul dari seorang Ulama bernama Imam Al-Harawi, seorang Ulama yang sehari-hari sibuk belajar – mengajar di Damaskus, hari itu dikejutkan dengan berita pengorbanan 70.000 nyawa kaum Muslimin, yang seketika menghentikan aktifitas hariannya dan kemudian bergerak menyerukan jihad kepada para pemimpin di sekitarnya hingga ke khalifah Abbasiyah di Baghdad. Imam Al-Harawi mungkin dibenturkan dengan kenyataan pahit tidak bergemingnya para pemimpin-pemimpin itu, bahkan di level khalifah-pun diam, namun barangkali keikhlasan beliau, Allah jawab dengan munculnya pemimpin mujahid seperti Aaq Sunqur Al-Bursuqi, kakek dari Nuruddin Zanki, yang memulai jihad melawan pasukan Salib dan kemudian perlawanannya itu diwariskan hingga ke Nuruddin Zanki lalu dituntaskan oleh Shalahuddin Al-Ayyubi.


Lima ratus hari lebih perang pembebasan Baitul Maqdis di Gaza telah berlangsung, dan lima puluh ribu lebih nyawa kaum Muslimin di Gaza yang telah gugur berkorban. Sementara itu para pemimpin Muslim di sekitarnya masih diam, bahkan ada yang diam-diam bergandengan mesra dengan penjajah. Namun kita tak boleh berhenti berprasangka baik kepada Allah, sebab harapan itu masih ada pada seruan dari para Ulama mujahidin mukhlishin yang terus menyerukan jihad kepada para pemimpin di negaranya masing-masing. Seruan-seruan itu mungkin belum terlihat hilalnya detik-detik ini, namun keikhlasan dari seruan itu pasti akan menemukan jalan kemenangannya, persis seperti seruan Imam Al-Harawi di masa lalu. Sebagaimana dahulu seruan jihad Imam Al-Harawi menemukan Mujahidnya, in syaa Allah seruan Ulama-ulama kita hari ini akan menemukan Mujadinya pula.

 

Dirangkum dari beberapa referensi di bawah:

1.      الجزيرة الوثائقية. (2020, الجزيرة الوثائقية, "الحروب الصليبية.. السماء تتخلى عن الصليبيين وتهدم أولى قلاعهم," Al Jazeera Documentary, Jan. 7, 2020. [Online]. Available: https://doc.aljazeera.net/history/2020/1/7/الحروب-الصليبية-السماء-تتخلى-عن-الصلي. [Accessed: Apr. 8, 2025].

2.      A. Z. Al-Masri, "The Integration of Knowledge and Politics and its Impact on the second conquest of Islamicjerusalem / أثر التكامل السياسي والمعرفي في فتح بيت المقدس," Journal of Islamicjerusalem Studies, vol. 14, 2014.

3.      [1] "معركة مؤتة," إسلام ويب, 5 نوفمبر 2009. [Online]. Available: https://www.islamweb.net/ar/article/152172/. [Accessed: 8 أبريل 2025].

4.      الجهاز المركزي للإحصاء الفلسطيني, "الشهداء," الجهاز المركزي للإحصاء الفلسطيني, [Online]. Available: https://www.pcbs.gov.ps/site/lang__ar/1405/Default.aspx. [Accessed: 8 أبريل 2025].

 
 
 

Comments


bottom of page